SMA N 1 Matauli udah ngelepas siswa/siswinya angkatan XIV dalam Acara Prasetya Alumni bulan April lalu. Sebagian besar dari kami langsung nembak ke Medan, Jakarta atau Bandung buat bimbingan belajar, sebagian lagi mempersiapkan sekolah kedinasan dan sebagian kecil menganggur di kediamannya masing-masing. Aku dengan berat hati mengkategorikan diri di kelompok terakhir. Yak, si pengangguran.
Seminggu pertama, segala sesuatunya berjalan masih cukup normal. Yah, walaupun kalo bangun jam 9 di hari-hari aktif sekolah aku pasti jadi penunggu gerbang atau menambah catatan di kertas Pak Subar, tapi ini masih tergolong normal. Tidur jam 10 atau 11, dan bangun jam 9; kemudian langsung mandi dan sarapan. Sisanya, aku melototin si Garfield, atau main game. Sayangngnya, jam tidur gadis berusia 17 tahun yang malam ini terus bergeser. Minggu selanjutnya, aku tidur jam 1 dan bangun jam 11. Betapa mengagumkannya. Disaat orang lain udah nyaman dengan bantal, guling dan selimut, mataku masih melek dan pikiranku masih tajam kemana-mana. -_- Dan, pada minggu ketiga, dan berlanjut sampai sekarang, aku tidur antara jam 2 sampai jam 3, dan bangun jam 12 atau jam 1. Setelah bangun, sarapan, terus mandi. Telat sarapan mengakibatkan perutku gembung, dan penyakit WC-holic senantiasa menyerang. Sangat menyakitkan, dan menyedihkan.
Aku adalah orang yang benci olahraga, dan bergerak. Kegiatanku saban hari selama liburan cuma baca novel, ngemil, dengerin musik, nonton tv dan online. Tidak heran kalo sampai pagi buta pun aku ngga ngerasa letih dan ngantuk sama sekali. Aku sadar banget, inilah penyebab insomniaku selama ini. Tapi, ah, peduli setan lah. Aku emang malas olahraga, jadi mau gimana.
Sebenarnya, jalan-jalan bareng teman itu bisa aja jadi salah satu opsi untuk membuatku bergerak lebih banyak dan lelah, tapi, seperti yang udah dikatakan di atas tadi, teman-temanku semua BIMBEL. JAdi, inilah nasib seorang pengangguran. Cuma bisa ngeluh sendiri. Berharap mereka menemukan sesuatu yang bisa melenyapkan kejenuhan.
Beberapa hari yang lalu, ade'ku, marmot, bilang kalo dia dapat hari libur, dan mau pulang ke rumah. Tapi ternyata, ngga ada yang mau menemani dia pulang. (untuk memperjelas aja, jarak dari rumahku ke sekolah adalah 8-9 jam dengan mobil, dimana medan yang ditempuh sangat alami, yah,kalian ngertilah apa maksudnya). Jadi, setelah aku udah sempat jingkrak-jingkrak kesenangan karena bakal dapat teman, aku meratap di telepon waktu dia bilang ngga bisa pulang.
"De, kw ga jadi pulang ya?"
"Iya, dibilang Pak Mur, kami ga bertanggung jawab kalo pulang. Lagian, ga ada kawanku"
"Issssss, pulang la kw, kasian kali aku sendiri di rumah"
"Iya, akupun mau nya pulang. Kw jemputlah...."
"..." *matiin telepon*
Yah, gimanapun juga, aku ngga selera buat nempuh jarak 8 jam itu juga. Udah cukup 3 tahun aja.
Yah, beginilah jadinya. Sampai sekarang aku masih merana di rumah. Dengan jam tidur yang ngga jelas dan kegiatan yang monoton. Memprohatinkan memang, jadi pengangguran. Tapi syukurlah nganggurnya sebelum kuliah, daripada setelah kuliah......
NB: Untuk ade asuhku, agung, noh, aku pake Bahasa Indonesia. :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar